Tugas | Tgl Tugas | Tgl Selesai |
Tugas 3 | 25 Maret 2010 | 5 Mei 2010 |
Nama | NPM | TUGAS |
Dwi Ferdiana | 0415031047 | Mencari bahan, memasukan ke blog |
Anisa Ulya D | 0855031005 | Mencari bahan, memasukan ke blog |
Yuly Indriani | 0815031097 | Mencari bahan, memasukan ke blog |
Novia Utami P | 0815031077 | Mencari bahan, memasukan ke blog |
Data impor ekspor tembakau Indonesia
Total produksi tembakau di Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Produksi tembakau pada tahun 2002 adalah 144,7 ribu ton menurut FAO dan 177.667 ton menurut data Departemen Pertanian (Tabel 3.2).
Tembakau dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Voor-Oogst dan Na-Oogst. Voor-Oogst adalah kelompok tembakau yang biasa ditanam pada musim hujan dan dipanen pada musim kemarau dan kelompok Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim hujan. Jenis tembakau Voor-Oogst diantaranya tembakau Virginia, tembakau Rakyat (rajangan) dan tembakau Lumajang. Pengamatan selama 1996-2001 menunjukkan bahwa sekitar 90 - 95% total lahan tembakau digunakan untuk menanam tembakau kelompok Voor-Oogst dan sisanya untuk kelompok Na Oogst. (Tabel 3.5.).
Menurut data Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, jumlah petani tembakau berkisar antara 400.000 sampai lebih dari 900.000 antara tahun 1996 dan 2001. Berdasarkan angka-angka ini, persentase petani tembakau berkisar antara 1,0-2,5% dari seluruh pekerja sektor pertanian atau 0.4 – 1 % tenaga kerja sektor formal. (Tabel 3.8).
Produktifitas lahan tembakau sangat ditentukan banyak faktor diantaranya jenis bibit yang digunakan, musim atau cuaca, cara bercocok tanam dan ketersediaan air. Selama periode 1995-2002, produktifitas lahan tembakau cenderung menunjukkan peningkatan yaitu dari 649 kg/ha menjadi 827 kg/ha (Tabel 3.13)
Untuk tahun 1995-2001, jumlah ekspor daun tembakau mencapai 16–34% dari total produksi domestik. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, jumlah daun tembakau yang diimpor 13–34% dari total produksi domestik. Apabila dilihat rasio impor dan ekspor tembakau setiap tahun, tampak bahwa proporsi produk yang diimpor lebih besar daripada proporsi yang diekspor. Pengecualian terjadi pada tahun 1998. Pada tahun 2000 jumlah impor mendekati ekspor (Tabel 3.17).
data tersebut diperoleh dari: http://www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/media/TheTobaccoSourceBook/BukuTembakau/ch.3-march.ino_SB1,mar04.pdf
0 comments:
Post a Comment